SUBNETING
Oleh : feriana lestari
Subnetting adalah
proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk
jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu
router -router dalam jaringan multi). (Media) (Apa) Supernetting adalah
menggabungkan beberapa network menjadi supernetwork. Hal ini biasanya
dilakukan oleh kelas C yang membutuhkan host yang lebih besar lagi. Masking
untuk Supernetting dinamakan Supernet mask. (Subnetting, 2106)
• Subnetting IP
Address Kelas A
Selanjutnya untuk Subnetting kelas A karena peruntukan
daya tampung alokasi IP Address yang banyak, maka IP kelas A memiliki Net ID
pada oktet pertama, dan Host ID pada 3 oktet terakhir. Untuk contoh kasusnya
misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka jika dirubah menjadi subnet mask 32 bit
bilangan biner akan menjadi
11111111.11111111.00000000.00000000 setelah itu
dirubah kedalam bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan hasilnya akan
menjadi : (efendi)
A. Jumlah Subnet = 28 (perpangkatan 8 adalah jumlah
angka 1 biner diambil dari oktet kedua sampai ke empat) = 256 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 216 (perpangkatan 16
merupakan jumlah angka 0 biner diambil dari oktet kedua hingga oktet keempat) –
2 = 65.534 host. C. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya:
0,1,2,3,4, .. 255
• Subnetting IP Address Kelas B
Subnetting IP Address kelas B hampir sama dengan kelas
C, hanya saja kelas B memiliki Net ID pada 2 oktet pertama dan Host ID pada 2
oktet terakhir IP Address. Langsung saja kepada contoh kasusnya, IP Address
172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit bilangan biner untuk prefixnya menjadi
11111111.11111111.11000000.00000000 lalu dirubah kedalam bilangan desimal
menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi beberapa subnet dan host :
A. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari
1 pada 2 oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi
jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192 . D. Keterangan Untuk Tiap subnetnya :
Subnetting IP Address Kelas C
Subnetting IP Address kelas C merupakan kelas
subnetting yang paling mudah, karena IP Address kelas C hanya memiliki Host ID
(Alamat Host) pada bagian terakhir IP Addressnya. Contoh IP Address 192.168.2.1
maka angka 1 pada digit terakhir adalah yang dimaksud dengan Host ID, sedangkan
3 blok angka sebelumnya adalah Net ID atau Network ID (Alamat Jaringan).
Langsung ke tahap perhitungannya, sebagai contoh, kita
menganalisa IP Address 192.168.1.0/26 atau dapat ditulis dengan 192.168.1.0
netmask 255.255.255.192 yang berarti IP Address tersebut memakai prefix length
/26 pada tabel CIDR. Langkah pertama adalah merubah angka prefix tersebut
menjadi 32 bit bilangan biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26 kali dengan
pemisahan 8 digit, kemudian setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32 bit maka isi
angka 0). Setelah itu rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk
decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 . Subnetting sendiri akan
terfokus kedalam 4 hal, diantaranya :
A. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B . Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir
subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192: (FIRDAUS, 2015)
Subnet
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
CIDR (Classless Inter-Domain
Routing)
Classless
Inter-Domain Routing (CIDR)
adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing
dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR
digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas
dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan
notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan
/15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan
/28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata. (Amanda)
Soal .
1. Apa itu VLSM?
2. Jelaskan apa itu subnetting?
3. Fungsi CIDR ?
4. Hitunglah 198.53.67.0/30?
5. Pengertian dari CIDR ?
Jawab.
1. VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam
VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain
itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
2. Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub
jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet."
3. digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar
lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya.
Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah
/8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah
/24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam
jaringan yang nyata.
4. Subnet Mask:
/30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung
Subnet:
Jumlah
Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host
per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet:
256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok
Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan
broadcast yang valid:
Maka dari
perhitungan diperoleh:
• Alamat
Subnet Mask: 255.255.255.252
• Alamat
Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
• Alamat
Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
• Jumlah
host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
• Alamat
Subnet ke-3: 198.53.67.8
5. sebuah
cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem
klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, A. (n.d.). Apa
itu CIDR dan VLSM dan supernetting? Retrieved 2016, from
https://averouswari.wordpress.com/2013/06/20/apa-itu-cidr-dan-vlsm-dan-supernetting/
Apa, A. A. (n.d.). Subnetting dan Supernetting.
Retrieved 2016, from
https://emilianovianti.wordpress.com/2010/11/28/subnetting-dan-supernetting/
efendi, i. (n.d.). Pengertian Subnetting IP Addres Versi
4. Retrieved 2016, from IT-Jurnal.com:
http://www.it-jurnal.com/pengertian-subnetting-ip-addres-versi-4/
FIRDAUS, R. (2015). Pengertian Subnetting kelas A, B,
dan C. Retrieved 2106, from Rajokruzt.com:
http://rajokruzt.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-subnetting-kelas-b-dan-c.html
Media, J. (n.d.). Pengertian Subnetting Pada Jaringan
Komputer. Retrieved 2016, from
http://www.javanetmedia.com/2015/06/subnetting-pada-jaringan-komputer.html
Subnetting. (2106). Retrieved 2016, from
http://jnaephy.blogspot.co.id/2012/01/subnetting-dan-supernetting.html
0 komentar:
Posting Komentar