PENGATURAN
JARINGAN PERUSAHAAN
Oleh
: feriana lestari
A.
Pengertian
Router Dan Routing
Router
adalah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal
sebagai routing. (sonichgaspol.wordpress.com, 2011)
Routing
proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan
paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya. (ONLY, 2014 )
B.
Komponen
Router Dan Fungsinya
1. RAM (Random
Access Memory)
Fungsi dan karakteristik RAM:
Fungsi dan karakteristik RAM:
a. Menyimpan
tabel routing
b. Menangani
cache ARP
c. Menangani
cache fast switching
d. Menangani
packet buffering dan share RAM
e. Menangani
antrian paket
f. Menyediakan
temporary memory untuk file konfigurasi pada saat router bekerja
g. Data
akan hilang pada saat Router dimatikan atau di restart
2. NVRAM (Non
Volatile Random Access Memory)
Fungsi dan karakteristik NVRAM:
Fungsi dan karakteristik NVRAM:
a. Menyediakan
storage untuk file startup configuration
b. Data
masih ada walaupun router dimatikan atau restart
3. Flash
Memory
Fungsi dan karakteristik Flash Memory:
Fungsi dan karakteristik Flash Memory:
a. Menangani
IOS Image
b. Memberi
akses software untuk melakukan update tanpa harus melepas chip pada prosesornya
c. Data
masih ada ketika router dimatikan atau restart
d. Dapat
menyimpan beberapa versi software IOS
e. Merupakan
tipe dari Electrically Erasable Programmable Read only Memory (EEPROM)
4. ROM (Read
Only Memory)
Fungsi dan karakteristik ROM:
Fungsi dan karakteristik ROM:
a. Menangani
perintah-perintah untuk keperluan diagnosa Power On Self Test (POST)
b. Menyimpan
program Bootstrap dan dasar Operating System
c. Membutuhkan
melepas chip pada motherboard pada saat melakukan upgrade software
d. Interface
Fungsi dan karakteristik Interface:
Fungsi dan karakteristik Interface:
e. Menghubungkan
router ke suatu jaringan sebagai keluar masuknya paket data
f.
Hanya
berada dalam motherboard atau sebagai module yang terpisah (jurnalcisco, 2014)
C.
Macam
Macam Routing
1.
Routing
statis
Static routing merupakan rute yang
secara manual dimasukan oleh Administrator kedalam konfigurasi devices untuk
mendefinisikan lewat interface mana sebuah paket dengan suatu tujuan akan
dilewatkan. Berikut ini merupakan poin – poin yang didefenisikan
dalam static routing :
- Network
tujuan
- Subnet
Mask
- Gateway
atau interface yang di tunjuk untuk melewati packet tersebut
- Metric
(digunakan untuk membandingkan tingkat kredibilitas suatu path bila terdapat
lebih dari 1 rute untuk suatu destination yang sama)
Static routing merupakan bentuk yang
simple dari routing, tapi diperlukan proses manual dalam mendefine static
routing tersebut ke perangkat jaringan. Static routing digunakan pada network
yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat rute nya tetap (sangat jarang
untuk berubah) static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute
secara otomati bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan
jaringan (link failure). (kusmawan, 2014)
2.
Routing Dinamis
adalah router yang me-rutekan jalur yang
dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang
dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan
membuat ruting yang baru.
Routing
dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta
untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih
mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada
perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link
jaringan. (yusniaalfisyahrin, 2012)
D.
Konfigurasi
Routing Statik Dengan Packet Tracer
Disini saya akan mencoba membuat konfigurasi routing
statik dengan packet tracer yang sudah saya pelajari pada mata kuliah
Jaringan Komputer,sebelumnya sedikit penjelasan
tentang routing statik.
Routing statik yaitu routing yang
konfigurasinya harus dilakukan secara manual,
administrator jaringan harus memasukkan
atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi.
Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan
routing statis,
maka akan sangat membuang waktu
administrator jaringan untuk melakukan update table routing.Karena itu
routing statis
hanya mungkin
dilakukan untuk jaringan skala kecil.
Sedangkan routing dinamis biasa
diterapkan di jaringan skala besar
dan membutuhkan
kemampuan lebih dari administrator.
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
– Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
– Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
– Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip
route secara manual untuk mengkonfigurasi
router dengan routing statis.
Untuk Lebih Jelasnya kita lihat gambar dan
pembahasannya di bawah ini:
Technical Order
Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet
tapi lebih cepat FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
(recommended) Sebaiknya menggunakan Routers
yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen
router.
(recommended) Untuk Switches gunakan Generic
(Switch-PT)
Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line
interface)
SETTING ROUTER
Kali ini kita beri nama Router 0 adalah “Sterling“,Router
1 adalah “Hoboken“,dan Router 2 adalah “Waycross“
kita bisa memberi nama router tersebut melalui config>global
setting>display name
selain itu kita juga bisa mengganti nama hostname (config>global
setting>hostname) sesuai yang kita inginkan,disini kita beri nama sama
dengan nama router diatas.
1. Sterling
(setting 1 serial, 1 FastEthernet)
Sterling>en
// enable
Sterling #conf t
//configure terminal
Sterling (config)#int fa0/0 //setting interface dari
router ke switch
Sterling (config-if)#ip add 172.16.1.1
255.255.255.0 //setting IP dan subnet mask
Sterling (config-if)#no shut
//mengaktifkan setting diatasnya
Sterling
(config-if)#ex //exit
Sterling (config)#
Sterling (config)#int
s2/0 //setting interface serial di Sterling
Sterling (config-if)#ip add 172.16.2.1255.255.255.0
Sterling (config-if)#no shut
Sterling (config-if)#ex
2. Hoboken (setting 2 serial, 1 FastEthernet)
Hoboken >en
Hoboken #conf t
Hoboken (config)#int fa0/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.3.1 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int s2/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int s3/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.4.1255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#e
3. Waycross (setting 1 serial, 1 FastEthernet)
Waycross >en
Waycross #conf t
Waycross (config)#int fa0/0
Waycross (config-if)#ip add 172.16.5.1255.255.255.0
Waycross (config-if)#no shut
Waycross (config-if)#ex
Waycross (config)#
Waycross (config)#int s2/0
Waycross (config-if)#ip add 172.16.4.2255.255.255.0
Waycross (config-if)#no shut
Waycross (config-if)#ex
Bagaimana mudah bukan? Tunggu dulu kita
belum selesai settingnya. Kita perlu setting routingnya, yang diatas itu hanya
setting masing-masing router. INGAT! Routing berbeda dengan router.
SETTING ROUTING
Sterling:
Sterling (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Hoboken :
Hoboken (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
Hoboken (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2
Hoboken (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
Hoboken (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2
Waycross:
Waycross (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Memberi IP pada masing-masing PC
Klik image PC
Klik Tab Desktop
Pilih IP Configuration
Ulangi hingga PC5 (deenugraha, 2013)